Si Multifungsi

IBARAT menemukan harta karun, Pelatih Persib Jaya Hartono melompat kegirangan ketika duel Persib kontra Persitara Jakarta Utara di Stadion Si Jalak Harupat, Selasa (24/11), berakhir untuk kemenangan "Pangeran Biru" 2-0. Juru taktik kelahiran Medan itu bahagia bukan kepalang. Kemenangan beruntun itu memang melonggarkan tekanan atas posisinya di Persib, tetapi bukan cuma karena itu Jaya sumringah.

Sang Pelatih amat bersyukur karena dia merasa telah berhasil "membentuk" seorang pemain yang nantinya bakal bisa memperkaya variasi serangan Persib. Pemain itu bernama Atep. Tidak sesederhana namanya, peran Atep dalam sektor serangan Persib mungkin saja semakin sentral, karena kini dia dinilai Jaya sebagai pemain multifungsi yang bisa memecah kebuntuan ketika komposisi tim sedang terganggu.

Seperti saat laga kontra "Laskar Si Pitung". Atep yang secara natural dibentuk sebagai gelandang serang, baik ketika berkostum Persija maupun timnas, untuk pertama kalinya diplot sebagai striker, mendampingi penyerang timnas Budi Sudarsono dalam skema 3-5-2 selama 90 menit waktu duel. Keputusan memodifikasi Atep menjadi striker ini diambil Jaya karena Persib memang dilanda kekurangan pemain di sektor penyerang. Hilton Moreira dan Christian Gonzales terkena larangan bertanding, sementara Airlangga Sucipto masih berkutat dengan cedera hamstring.

Eksperimen Jaya berbuah hasil positif. Akselerasi Atep yang bertumpu pada kecepatan bisa merusak situasi di kotak penalti lawan. Dengan kemampuan membaca serangan dan penempatan posisi bagus, pria kelahiran Cianjur yang musim lalu menyumbang dua gol ini, bahkan sanggup mencetak gol pengunci kemenangan pada menit ke-52 dengan mencocor bola hasil umpan silang datar tandemnya, Budi. Golnya menggenapi gol pertama dari Cucu Hidayat.

Pergerakan dan penetrasi Atep bahkan dinilai stopper Persitara Ledi Utomo sebagai salah satu penyebab kekalahan beruntun keenam yang diderita "Laskar Si Pitung".

"Serangan Persib sangat sulit diantisipasi. Akselerasi Atep di sektor kanan (pertahanan Persitara) benar-benar merepotkan. Dia sangat cepat dan kami tidak bisa mencegahnya mencetak gol," kata Ledi memuji.

Atep sendiri mengaku sempat canggung dan tak percaya diri ketika melakoni tugas anyar sebagai ujung tombak. Namun, kemampuan beradaptasi di sektor sayap kiri membuat pria 24 tahun itu berani menjawab tantangan si Pelatih. "Awalnya memang canggung. Tapi, di Persib saya pernah mencoba bermain di berbagai posisi selain gelandang, dan ternyata saya bisa. Gol ini membuat saya semakin percaya diri bahwa saya memang bisa difungsikan sebagai striker. Saya senang karena gol ini juga bisa membawa kemenangan untuk Persib. Oh ya, selain untuk tim dan bobotoh, gol ini juga saya persembahkan untuk putri saya," kata ayah dari Nakisha Amira Grabiela ini senang.

Performa apik Atep sebagai striker membuat Jaya menaruh harapan banyak kepadanya. Mantan Pelatih Persik itu berharap Atep bisa menjadi alternatif pemecah kebuntuan ketika para penyerang menemui hambatan di mulut gawang lawan.

"Saya sangat menghargai pemain yang mau mencoba bermain bukan di posisi aslinya ketika tim membutuhkan. Atep memang seorang gelandang, tapi dia memiliki modal utama sebagai penyerang, kecepatan. Dia juga selalu mau mencoba, baik ketika diplot sebagai bek sayap maupun sebagai striker seperti sekarang. Terbukti, dia bisa. Ini tentu menjadi keuntungan dari sisi strategi karena tim ini jadi memiliki banyak pilihan dalam menyerang," ujar Jaya.

"Si Multifungsi" sudah ditemukan. Dengan limpahan gelandang dan penyerang berkualitas, kehadiran Atep tentu memperbesar harapan akan makin variatif dan suburnya produksi gol "Pangeran Biru". Semoga.

0 Comments:

Post a Comment